Buku Lawan Kekerasan

SEPERTI dikhawatirkan banyak orang, tayangan smackdown yang diputar secara intens oleh Lativi akhirnya meminta tumbal. Seorang anak di Bandung menjadi martir bagi sebuah pengorbanan yang sia-sia. Puluhan anak lainnya yang tersebar di berbagai kota, meski tak mengalami nasib serupa, mereka harus rela kehilangan kesempatan emas mencecap ilmu di sekolah sebab babak belur dan terbaring lunglali di rumah sakit.

Continue reading

Misi Terselubung Penerbit

BENARKAH setiap penerbit memiliki misi terselubung? Memang susah untuk menjawab secara pasti. Namun sejumlah peristiwa berikut yang sempat membuat wajah perbukuan kita koyak-moyak agaknya dapat membantu merangkai jawaban pertanyaan itu.

Continue reading

Mimpi Buku Murah

INGATAN saya terantuk kenangan beberapa tahun silam ketika mengunjungi sebuah toko (yang terkenal mahal) di Surabaya. Malam itu gerimis turun tipis. Bersama seorang teman saya menyusuri rak-rak buku. Tiba-tiba mata saya tersangkut pada 90 Menit Bersama Machiavelli. Bukunya ramping, kira-kira 90-an halaman. Tapi harganya minta ampun. Di bandrol tertera angka 28 ribu. Gila! Secepat kilat buku itu saya sikat—meski karenanya saya harus bermandikan keringat.

Continue reading

Buku Indonenglish

BELAKANGAN ini saya mengendus trend baru di jagad perbukuan kita. Buku fiksi memang menunjukkan geliat yang menggembirakan. Banyak bermunculan penulis muda berbakat yang meramaikan ranah buku fiksi di bawah umbul teenlit dan chicklit. Geliatnya hampir menyamai pergerakan buku nonfiksi. Namun sayang, dari sisi kepenulisan, rata-rata buku itu dikemas dengan bahasa gaul. Belum lagi dari aspek penjudulan tak sedikit yang gagah-gagahan dengan memakai bahasa Indonenglish, yakni campur aduk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Jadinya, alih-alih menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, buku itu ditulis dengan bahasa gado-gado. Alamak!

Continue reading